Membebaskan Tuan Putri dari para Yakuza adalah bencana yang penuh dengan kisah kepahlawanan.
Ren sudah kembali ke rumahnya. Lalu apa yang dia lihat
saat dia memasuki rumahnya adalah pemandangan yang sangat mengerikan. Isi rumahnya
entah sejak kapan telah dibuat porak-poranda oleh seseorang. Ren
bertanya-tanya, siapa orang yang berani melakukan hal itu pada rumahnya? Belum
pernah ada orang asing yang berani masuk ke rumahnya dengan seenaknya, selain
Putri, jadi satu-satunya orang yang masuk ke dalam kepalanya sebagai pelaku di
balik semua ini adalah Putri. Gadis itu pasti sedang mengerjainya.
Ren tidak bisa menahan wajah kesalnya. Gadis itu sudah
seenaknya masuk ke rumahnya dan sekarang dia malah membuat rumahnya
porak-poranda dengan seenaknya. Yang benar saja! Gadis itu pasti akan
mendapatkan balasannya. (Bukankah kau biasanya membiarkan rumahmu berantakan,
tapi mengapa sekarang kau malah ribut-ribut soal rumahmu yang berantakan?).
“Gadis itu! Dimana gadis itu bersembunyi?!”
Gadis itu pasti masih berada di sekitar ini dan sedang
bersembunyi di suatu tempat untuk mengamati reaksi Ren. Ren yakin kalau gadis
itu tidak mungkin pulang ke rumahnya, karena dia tahu kalau gadis itu masih
belum puas mengerjai Ren. Dia pasti akan muncul cepat atau lambat.
Lalu apa yang harus dia lakukan saat ini? Membereskan
semua kekacauan ini? Tidak mungkin Ren Setiawan yang terkenal dengan
kemalasannya mau melakukan hal tersebut. Lebih baik dia tidur sambil menunggu
gadis itu menunjukan dirinya kembali, lalu menyuruh gadis itu membersihkan
semua kekacauan yang dia buat.
Ren kemudian berjalan menuju ke kamarnya dan dia
melihat sesuatu yang aneh di kamarnya. Kamarnya benar-benar bersih dan
mengkilap. Tidak ada satupun debu yang dapat Ren temukan di kamarnya.
‘Sebetulnya ada apa ini? Kenapa kamarku bisa sangat
bersih, sedangkan ruang keluarga bisa sangat berantakan? Apakah ini jenis
lelucon baru?’
Ren terus bertanya-tanya dalam pikirannya. Kenapa bisa
hanya ruang keluarganya saja yang porak-poranda? Kalau gadis itu mau
mengerjainya, seharusnya dia membuat semua ruangan di rumahnya berantakan, tapi
dia justru meninggalkan kamarnya tetap bersih.
Ren kemudian melihat ke kamar yang lain. Apakah kamar
yang lain akan tetap bersih seperti kamarnya atau akan porak-poranda seperti
ruang keluarga. Dia ingin memastikan hal tersebut, sebelum dirinya membuat
kesimpulan yang lain.
Ren pertama-tama membuka kamar di samping kamarnya,
kamar tersebut sama seperti kamarnya. Kamar itu telah ditata dengan sangat
rapi. Ren merasa ada kejanggalan saat melihat hal tersebut. Sebetulnya apa yang
menyebabkan ruang keluarganya berantakan? Apakah itu memang hanya perbuatan
iseng dari Putri atau itu adalah ulah orang lain?
Setelah memeriksa semua kamar yang berada di rumahnya
dan mendapati kamar-kamar itu tetap bersih tanpa debu sedikitpun, Ren kembali
ke ruang keluarga. Berbeda dengan saat dia pulang, Ren kali ini memeriksa ruang
keluarga dengan lebih seksama. Dia mungkin bisa menemukan semacam petunjuk
kenapa keadaan ruangan keluarganya bisa jadi berantakan.
Ren kemudian menemukan sesuatu yang sangat
mengejutkannya. Ada bercak darah yang tertempel di lantai dan juga pecahan kaca,
kemungkinan pecahan kaca itu berasal dari pot kaca yang kemarin dibeli Putri
saat merenovasi interior rumah Ren. Ren mulai merasakan firasat buruk. Dia
harus mencari bukti lainnya, sebelum dia mulai berspekulasi yang tidak-tidak.
Bisa saja ini hanya trik Putri untuk mengerjainya.
Ren kemudian mencolek darah di lantai, lalu
menjilatnya. Rasanya memang seperti darah sungguhan, itu bukan saus tomat atau
sejenisnya. Itu artinya memang ada semacam kejadian yang telah terjadi di rumah
ini sebelum Ren pulang ke rumahnya. Apa mungkin ada perampokan? Atau mungkin ada
orang yang mencoba untuk menculik Putri?
Ren masih ingat kejadian saat pertama kali dia bertemu
dengan Putri. Gadis itu tiba-tiba saja muncul dari atas kepalanya dan menimpa
dirinya, lalu muncul orang-orang aneh yang berpakaian hitam. Putri mengatakan
kalau mereka adalah Yakuza atau apalah itu namanya.
Kalau orang-orang itu benar-benar berniat menculik
Putri, maka kemungkinan besar Putri saat ini sedang berada dalam bahaya.
Meskipun dia cukup kuat, tapi dia tetaplah seorang gadis, dia tidak mungkin
bisa mengalahkan banyak orang sekaligus. Putri saat ini pasti sedang menunggu
Ren untuk menyelamatkannya. Lalu apa yang harus dilakukan Ren? Apakah
menyelamatkannya atau tetap membiarkannya?
Ren masih mengingat semua perbuatan jahat yang
dilakukan gadis itu padanya. Tentu saja Ren sangat marah tentang hal itu, tapi
dia tidak bisa menjadikan itu sebagai alasannya mengabaikan gadis itu. Ren
mungkin terkenal sebagai iblis yang sangat menakutkan, tapi dia bukanlah iblis
yang sesungguhnya, itu tidak lebih dari julukan semata.
Meskipun gadis itu sangat menyebalkan, tapi saat ini
gadis itu tengah membutuhkan bantuannya, jadi tidak ada lagi alasan bagi Ren
untuk ragu-ragu. Dia harus segera menyerahkan penyelamatan gadis itu pada orang
lain, dia bisa menghubungi para lelaki di kelasnya. Mereka biasanya sangat
menyebalkan dan menggangu, tapi mereka akan melakukan apapun selama mereka bisa
tampil keren di depan para gadis cantik.
Ini benar-benar ide yang sangat bagus. Pertama dia
tidak perlu repot-repot memikirkan rencana macam apa yang akan dia lakukan
untuk menyelamatkan gadis itu. Kedua dia juga bisa terbebas dari gadis itu;
kalau ada orang lain yang datang menyelamatkannya, maka gadis itu bisa jatuh
cinta padanya dan melupakan Ren. Lalu yang ketiga Putri juga bisa tetap bersekolah
di sekolahnya saat ini; kalau orang yang menyelamatkannya adalah siswa dari
sekolahnya, jadi keinginan si Nenek Tua juga bisa terkabul. Ini benar-benar ide
yang sangat bagus, bahkan jauh lebih bagus dari ide-ide miliknya yang
terdahulu.
Setelah menetapkan hal itu, Ren segera meraih
ponselnya dan mengirim pesan pada setiap siswa di kelasnya. Pesannya kurang
lebih seperti ini :
Putri
saat ini sedang diculik oleh para Yakuza. Tolong selamatkan dia! Kalau kalian
benar-benar bisa menyelamatkannya, maka kalian bisa membuatnya menjadi kekasih
kalian.
Meskipun terdengar seperti pesan penipuan, tapi Ren
tetap mengirimkan pesan tersebut pada semua siswa di kelasnya. Mereka adalah
orang-orang bodoh yang akan percaya pada apapun yang terdengar menguntungkan
mereka, jadi Ren tidak perlu khawatir kalau orang-orang itu akan melaporkannya
kepada polisi, karena telah melakukan penipuan melalui pesan singkat.
Setelah meletakan kembali ponselnya, Ren pergi ke
kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasurnya yang terasa sangat empuk.
Dia tidak lagi mempedulikan ruang keluarganya yang masih berantakan, saat ini yang
dia pikirkan hanyalah kebebasan yang sebentar lagi akan dia dapatkan. Akhirnya
dia tidak akan lagi diganggu oleh gadis itu dan bisa hidup sesuka hatinya seperti
sebelum bertemu dengannya.
Tapi sayangnya pemikiran itu langsung hancur saat Ren
mendengar bunyi bel rumahnya. Siapa orang yang datang ke rumahnya di saat
seperti ini!?
Ren kemudian beranjak dari kasurnya untuk membukakan
pintu rumahnya. Jika dipikirkan baik-baik, ini adalah pertama kalinya Ren
membukakan pintu untuk tamunya. Satu-satunya orang yang mau datang ke rumahnya dan
menginap hanyalah Putri. Bahkan orang tuanya sendiri tidak pernah menengoknya
lagi.
Saat dia membuka pintu rumahnya, Ren benar-benar
dikejutkan dengan orang-orang yang berdiri di depan pintu rumahnya. Kenapa
orang-orang itu berkumpul di depan pintu rumahnya?
“Kenapa kalian malah datang ke sini dan tidak
menyelamatkan Putri!? Apa kalian tidak peduli dengan keselamatannya?!”
“Kami yang seharusnya mengatakan itu! Kenapa kau masih
berada di rumah dan santai-santai? Kenapa kau tidak langsung pergi
menyelamatkannya!?”
Alian menatap tajam Ren. Dia dan siswa lainnya langsung
merasa panik, begitu mereka mendapatkan pesan dari Ren kalau Putri diculik.
Makanya mereka langsung menghubungi satu sama lain dan memutuskan untuk pergi
ke rumah Ren untuk mendengarkan penjelasan yang lebih lengkapnya dan juga untuk
memastikan kalau Ren tidak menipu mereka. Sudah sering sekali mereka ditipu olehnya,
jadi mereka tidak akan begitu saja percaya pada kabar yang didapatkan darinya.
“Apakah kau yakin kalau Putri memang benar-benar
diculik? Apakah ini benar-benar bukan tipuanmu yang lain? Kami semua datang ke
sini untuk memastikan hal tersebut!”
“Tidak ada gunanya Aku membohongi kalian mengenai hal
ini... kalau kalian tidak percaya, kalian bisa melihat ke dalam rumahku...
sebelum Aku pulang tadi, ruang keluargaku telah berantakan... Aku benar-benar
tidak tahu apa yang menyebabkan kekacauan itu, selain ada orang-orang yang
mencoba untuk menculik Putri... Putri pasti melakukan perlawanan hingga
menyebabkan kekacauan itu!”
Alian dan yang lain segera melihat ruang keluarga Ren
yang berantakan. Ruangan itu terlihat seperti sengaja diacak-acak oleh seseorang
dan bukan berantakan karena tak pernah dibersihkan, jadi apa yang dikatakan
oleh Ren tadi memang benar.
“Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau sudah membangunkanku
dan membuatku membuang waktuku yang berharga, jadi kau harus bertanggung
jawab!”
“Ini benar-benar
mengejutkanku!”
“Ya, ini sangat mengejutkan....”
“Apakah ini salah satu keajaiban dunia?”
Flan menatap malas pada teman sekelasnya. Memangnya
apa yang sangat mengejutkan dari perkataannya? Bukankah apa yang tadi dia
katakan hanya kalimat biasa yang tidak mengejutkan sedikitpun?
“““Aku tidak menyangka kalau si Beruang Hibernasi benar-benar
bisa bangun dari hibernasinya!!!”””
Kenapa mereka semua bisa sekompak itu saat mengatakan
hal yang sangat memalukan baginya? Memangnya apa salahnya jika dia bisa bangun
dari tidurnya dan datang ke rumah Ren untuk menyelamatkan salah satu teman
sekelasnya. Bukankah itu hal yang wajar untuk dilakukan oleh seorang teman?
“Lalu apa yang akan kalian lakukan? Tidak ada gunanya
jika kalian tetap berada di sini!”
“Kami tahu itu, tapi memangnya siapa yang menculiknya
dan dimana dia saat ini? Lalu apakah kau yakin kalau dia benar-benar diculik
dan bukan hanya dia yang mengerjaimu?”
“Aku awalnya juga berpikir kalau dia memang hanya
sedang mengerjaiku, tapi kalian bisa melihat bercak darah di sana... itu
benar-benar darah asli, jadi tidak mungkin itu hanya lelucon yang dibuat
olehnya untukku!”
Ren menunjuk pada bercak darah di lantai dan teman
sekelasnya melihat kemana Ren menunjuk. Mereka bisa melihat bercak darah yang
mulai mengering di tempat Ren menunjuk. Jadi itu memang bukan hanya lelucon.
“Lalu Ren, apakah kau sudah memiliki rencana yang
bagus?”
“Tidak ada sama sekali... Aku ingin kalian memikirkan
sendiri apa yang akan kalian lakukan untuk menyelamatkannya! Seperti yang
tertulis di pesan yang kukirim tadi, siapapun yang berhasil menyelamatkannya
akan menjadi kekasihnya!”
“Ren, Aku tahu kalau kau memang iblis yang tidak memiliki
perasaan apakah, tapi apakah kau memang tidak mempunyai keinginan apapun untuk
menyelamatkannya? Aku memang sangat ingin memiliki kekasih dan ini memang
adalah kesempatan besar bagiku, tapi kalau boleh jujur, Aku merasa kalau diriku
tidak akan sanggup untuk menyelamatkan dirinya menggantikan dirimu!”
Apa yang dikatakan oleh Bran memang benar. Ren sudah
tahu sejak awal kalau memang tidak ada teman sekelasnya yang mungkin bisa
menyelamatkan Putri seorang diri. Meskipun terdengar aneh baginya, tapi mereka
harus bisa saling berkerja sama untuk melakukan hal tersebut.
“Kalian harusnya tahu kalau Aku bukan pemimpin
kalian... orang yang berdiri di sana adalah pemimpin kalian yang sebenarnya,
jadi semua keputusan berada di tangannya!”
Semua orang melihat ke arah orang yang ditunjuk oleh Ren,
Haryono. Dia memang adalah ketua kelas F, tapi dia bukanlah pemimpin mereka
yang sebenarnya. Meskipun sangat menyebalkan, tapi mereka tahu kalau pemimpin
mereka yang sebenarnya adalah seorang iblis yang kejam.
“Ren, maaf! Aku bukanlah pemimpin kita semua di sini,
tapi kau!”
Semua orang mengangguk saat mendengar perkataan
Haryono. Meskipun ini mengesalkan dan sulit dipercaya, tapi pemimpin mereka yang sesungguhnya adalah
Ren dan bukan orang lain.
“Kenapa harus Aku? Aku bukanlah pemimpin yang baik,
kau tahu.”
“Ya, kami tahu... kau selalu saja bersikap sangat kejam
pada kami dan tidak ragu-ragu saat kau memanfaatkan kami, tapi kau melakukan
itu untuk mendapatkan hasil terbaik untuk kelompok kita dan juga untuk dirimu
sendiri... kau mungkin memang seorang iblis, tapi kau tetaplah pemimpin kami!”
“Perkataanmu sama sekali tidak menghiburku, justru kau
malah membuatku semakin kesal... bisakah kau tidak memanggilku iblis!”
Ren mengaruk belakang kepalanya. Bukannya dia tidak
mau menyelamatkan Putri, tapi dia hanya tidak mau terkena masalah lagi, kalau
dia sampai menyelamtkan gadis itu. Ren tidak bisa membayangkan hal buruk macam
apa yang akan terjadi padanya saat dia berhasil menyelamatkan gadis itu. Masa
depannya pasti akan terancam.
“Baiklah, Aku mengerti.... Bran segera kirim
anjing-anjingmu untuk melacak bau Putri.... kurasa kau bisa menggunakan seragam
sekolahnya yang berada di lemari untuk melacak baunya... Lalu Alian, Aku ingin
kau menghubungi sisa murid kelas F yang tidak ada di sini, suruh mereka untuk berkumpul!”
““Baik!””
Bran segera pergi ke kamar Putri bersama dengan Ren
untuk mengambil seragam Putri, sedangkan Alian menghubungi anggota kelas F yang
masih belum berada di rumah Ren. Ren mungkin akan menyesali keputusannya, tapi
dia tidak mempunyai pilihan lain.
Setelah memberikan seragam Putri pada Bran, Ren segera
memeriksa apakah anggota kelas F yang lain sudah berkumpul di rumahnya atau
belum. Dia tidak akan bisa memulai operasinya, jika semua anggota kelas F belum
berkumpul.
“Baiklah, para anjing manisku... Aku ingin kau mencari
orang yang memiliki bau yang sama dengan seragam ini!”
Bran kemudian memberikan seragam Putri pada para
anjingnya. Para anjingnya segera mencium bau yang masih tersisa pada sergam
itu, lalu mencari pemiliki dari seragam itu. Bran sangat yakin dengan kemampuan
para anjingnya. Mereka pasti bisa menemukan keberadaan Putri.
“Hei, Ren... Aku mendapatkan kabar yang sangat
mengejutkan... apakah kabar itu benar?”
Grace yang segera pergi ke rumah Ren, setelah dirinya
menerima kabar dari Alian, langsung menanyakan kebenaran dari kabar yang dia
dapat pada Ren tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Dia sepertinya sangat
khawatir dengan keadaan Putri.
“Ya, begitulah... saat ini kami tengah menunggu para
anggota kelas F berkumpul.”
“Apa yang sebetulnya kau lakukan!? Saat ini dia
mungkin sedang dalam bahaya dan kau hanya berdiam diri di sini sambil menunggu
kedatangan orang-orang tak penting! Apa kau tidak mau pergi menyelamatkannya
saat ini juga!?”
Sejujurnya Ren memang tidak memiliki niat untuk
menolong gadis itu. Dia melakukan hal ini, karena dia terpaksa melakukannya. Dia
tidak bisa mengandalkan para teman sekelasnya yang tidak berguna untuk urusan
semacam ini.
“Aku tidak bisa memulai operasiku, kalau kita semua
belum berkumpul.... Aku tadi sudah mengirim para anjing Bran untuk mencari
keberadaan Putri... jadi kita bisa menunggu hasil pencarian mereka sambil
menunggu yang lain datang ke sini... kalau kau sangat ingin membantu, kau bisa
menghubungi teman-temanmu yang berada di luar kelas F dan tanyakan pada mereka
apakah mereka melihat seorang gadis cantik bersama dengan para orang
mencurigakan, atau kau bisa menyebut mereka sebagai Yakuza!”
“Ya-yakuza?! Apakah maksudmu adalah Yakuza yang
itu?!... o-organisasi rahasia yang sering melakukan kegiatan kejahatan di balik
bayangan!?”
“Sepertinya kau memiliki kesalah pahaman tentang
Yazuka, tapi ya... orang-orang itu memang yang kumaksud!”
Setelah mengatakan itu, Ren duduk di sofa miliknya.
Dia duduk di sana sambil menunggu kedatangan anggota murid kelas F yang lain.
Setelah semua anggota kelas F datang ke rumahnya dan
menceritakan semua yang telah terjadi, Ren kembali berdiri dan memberikan
perintahnya kepada semua anak buahnya. Sekarang dia sudah masuk ke dalam mode
Ketua Iblis.
“Baiklah, semuanya.... Operation Start!”
OPERASI
MENYELAMATKAN TUAN PUTRI YANG DICULIK OLEH YAKUZA :
DIMULAI!
“Sepertinya para anjing milik Bocah Anjing masih belum
kembali, jadi Aku akan menugaskan Ayam Pengecut dan juga Bocah Api untuk ikut
membantu mereka... kalian berdua adalah perlari tercepat di sini, jadi Aku
ingin kalian berlari berkeliling kota dan melihat apakah kalian bisa menemukan
tempat yang mungkin dijadikan markas mereka!”
“Baik. Fire!”
“Ba-baik...”
Setelah mengatakan itu, Raya dan Tony segera berlari
keluar dari rumah Ren. Mereka benar-benar mengerjakan tugas yang diberikan oleh
Ren dengan baik.
“Alien dan juga Bocah Anjing, kalian berdua akan tetap
bersama denganku... Aku ingin kalian ikut menyusup bersamaku ke tempat para
Yakuza itu... Aku tidak menerima penolakan apapun dari kalian... lalu kau,
Gadis Palu dan juga Masocist! Kalian berdua juga akan ikut sebagai bantuan...
dengan palu besarmu, kurasa kau bisa mengalahkan banyak orang dan kita juga
bisa menggunakan Masocist sebagai perisai seperti biasanya!”
Semua orang yang disebutkan oleh Ren menganggukan
kepala mereka tanda mengerti. Mereka sama sekali tidak membantah tugas yang
diberkan pada mereka, meskipun mereka merasa kesal dengan peran yang diberikan
oleh si Ketua Iblis itu dan juga cara bicaranya pada mereka.
“Lalu Pria cantik, kau carilah gosip mengenai
orang-orang yang mencurigakan di kota ini dan juga kasus kejahatan yang mungkin
mereka lakukan. Lalu untuk para gadis yang lain, kalian juga akan melakukan
tugas yang sama dengan si Pria Cantik.... dan untuk Beruang Hibernasi yang
berada di sana, kau jangan hanya tiduran di sofaku yang empuk... kau juga harus
mencari informasi di internet... temukan informasi apapun mengenai mereka!”
Sekali lagi, Ren memberikan perintahnya. Dia sama
sekali tidak menyia-nyiakan orang-orang yang berada di rumahnya. Mereka semua
mendapatkan peran mereka masing-masing. Seperti mengawasi keadaan di sekitar
rumah Ren ataupun mencari petunjuk di dalam rumah Ren. Mereka juga tak lupa
bertanya pada para tetangga Ren tentang apakah mereka tahu orang-orang yang
masuk ke rumah Ren atau tidak.
Di saat seperti ini Ren memang terlihat seperti
pemimpin sungguhan. Dia tahu dengan baik apa yang bisa dilakukan oleh para
penghuni kelas F dan menempatkan mereka di posisi terbaik mereka. Itulah
kelebihan Ren, dia sama sekali tidak menyia-nyiakan potensi yang dimilik oleh
para anak buahnya.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, anjing-anjing Bran
dan juga tim pencari akhirnya kembali ke rumah Ren. Tentu saja mereka membawa
kabar baik.
“Kami berhasil menemukan tempat persembunyian mereka.
Fire!”
“Bagus!... untuk tim penyerang, sekarang adalah
waktunya kita bersiap... setelah kita mendapatkan semua informasi dari tim
pencari informasi, kita akan langsung menyerang markas musuh!”
“““Roger‼”””
Setelah itu Ren dan anggota tim penyerang lainnya
mulai melakukan persiapan mereka masing-masing. Mereka membawa semua benda yang
bisa mereka jadikan senjata. Dilihat dari pandangan mata mereka saat, mereka
sama sekali tidak terlihat takut, padahal lawan mereka adalah organisasi
berbahaya yang mungkin tidak akan dapat dikalahkan oleh mereka.
Setelah Ren mendapatkan informasi yang lebih mendetail
tentang mereka; seperti jumlah anggota mereka, apa yang sering mereka lakukan,
lalu siapa bos mereka; akhirnya Ren dan tim penyerang lainnya berangkat menuju
markas musuh dengan menggunakan sepeda mereka masing-masing. Ren dan
kawan-kawan masih di bawah umur, jadi mereka belum boleh mengendari kendaraan
bermotor. (Sepertinya tingkah mereka yang satu ini patut dicontoh oleh para
siswa yang lain, mereka patuh dengan peraturan berkendara).
Tempat yang mereka tuju sangat mengejutkan Ren. Dia
sama sekali tidak menyangka kalau tempat itu sebenarnya cukup dekat dengan
rumahnya; mereka hanya perlu 15 menit untuk sampai di sana. Ini benar-benar
terlalu dekat, jadi pantas saja para anjing Bran yang biasanya tidak berguna
itu bisa menemukan tempat ini. Ren dan teman-temannya kemudian memakirkan sepeda
mereka di tempat parkir yang berada di dekat markas musuh.
Ren tidak pernah tahu seperti apa Yakuza itu
sebenarnya, jadi dia tidak tahu apakah gedung di depan mereka memang pantas
disebut sebagai markas Yakuza atau tidak. Bagi Ren, gedung di depannya terlihat
seperti gedung tua yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya.
“Menurut tim pencari informasi nama kelompok Yakuza
itu adalah Shinsen-gumi.... namanya mirip dengan pasukan kepolisian pada era
Edo di Jepang... apakah menurutmu itu adalah kebetulan semata atau mereka
memang sengaja menamainya begitu?”
“Mana Aku tahu... apapun nama kelompok mereka sama
sekali tidak ada kaitannya dengan kita... lebih baik kita fokus untuk menyusup
ke dalam sana... hei, Pria Cantik, ini adalah waktunya kau berakhir... tidak,
maksudku waktunya kau beraksi!”
“Kau tadi berkata berakhir, kan!? Apakah itu artinya
kau akan mengorbankan diriku!?”
“Sudahlah, itu tidak penting... kau hanya perlu
menggoda para penjaga di sana, lalu pancing mereka menuju kemari... kita akan
langsung menghabisi mereka, begitu mereka tiba di sini!”
“Tapi kalau Aku menggoda mereka, lalu mereka tergoda
dan langsung menyerangku, bagaimana? Apa yang harus kulakukan?”
“Kalau sampai itu terjadi... berarti kau telah
berakhir!”
“Sudah kuduga jika kau tadi memang berkata berakhir!
Kau memang berniat mengorbankanku sejak awal... kumohon Ren, tolong jangan
korbankan seorang gadis lemah dan tak berdaya sepertiku... tolong lepaskan
Aku!”
Soni menatap Ren dengan mata besarnya yang
berkaca-kaca. Dia memohon dengan sungguh-sungguh pada Ren untuk membebaskannya
dari tugas itu.
“Orang yang seharusnya kau goda bukanlah Aku, tapi
mereka, bukan!”
“Mereka itu, apa maksudnya itu kami?”
Ren dan kawan-kawan melihat ke arah dua orang yang
tiba-tiba saja sudah berada di dekat mereka. Sepertinya mereka menyadari
keberadaan Ren dan kawan-kawan karena pertengakaran tidak berguna yang
dilakukan oleh Ren dan Soni tadi.
“Ini semua karena pertengkaran tak berguna kalian,
kita jadi ketahuan!”
“Sudahlah, itu tidak penting... Gadis Palu langsung
serang mereka!”
“Yaaaaahhhhh!!!”
Grace langsung mengayunkan palu raksasanya pada dua
orang yang tiba-tiba saja muncul di dekat mereka. Seperti yang diharapkan,
kedua orang itu langsung terpental jauh, setelah terkena serangan palu raksasa
dari Grace. Ren dan kawan-kawan hanya dapat berdoa atas keselamatan mereka,
setelah menerima serangan palu itu.
“Baiklah semuanya, kita serbu markas mereka!”
Ren dan pasukannya segera menyerbu ke dalam gedung
yang sudah tidak dijaga lagi. Meskipun mereka bisa dengan mudah menerobos pintu
masuk, tapi mereka langsung berhadapan dengan banyak orang, begitu mereka
berada di dalam gedung.
“Gadis Palu, Masocist, dan juga para anjing milik
Bocah Anjing.... kalian semua tetaplah di sini dan hajar mereka semua...
sedangkan sisanya ikutlah denganku... menurut informasi yang kita punya, si
Gadis Siluman berada di lantai teratas!”
“““Baik!”””
Sementara Grace, Maso dan para anjing Bran bertarung
dengan orang-orang yang berjaga di lantai paling bawah, Ren dan sisa tim
penyerang lainnya pergi ke lantai selanjutnya. Karena gedung itu tidak memiliki
lift, maka mereka terpaksa menaiki tangga untuk sampai ke lantai selanjutnya.
Setelah mereka sampai di lantai selanjutnya, mereka
kembali dihadang oleh para Yakuza. Sepertinya akan ada Yakuza di setiap
lantainya. Gedung ini memiliki 5 lantai dan saat ini mereka ada di lantai dua,
jadi ada tiga lantai lagi sebelum mereka sampai di lantai teratas. Lalu untuk
menghadapi orang di depan mereka, Ren harus mengorbankan orangnya lagi. Saat
ini dia hanya memiliki 4 orang yang bisa dia korbankan. Kalau dia mengorbankan
dua orang di sini, maka dia harus mengorbankan satu orang di lantai tiga dan
satu orang lagi di lantai empat, sedangkan di lantai lima dia harus
mengorbankan dirinya sendiri. Ini benar-benar menyebalkan. Dia tidak suka
mengorbankan diri untuk orang lain.
“Bocah Api dan Pria Cantik, kalian hadapilah mereka...
sedangkan sisanya tetap ikut denganku!”
“Siap. Fire!”
“Tu-tunggu Ren... kau ingin mengorbankanku di sini!”
Ren tidak menghiraukan Soni yang ingin memprotes
keputusannya. Dia hanya terus berlari menuju lantai di atasnya bersama Alian
dan Bran.
“Bocah Anjing... kau yang akan urus orang di lantai
ini, sedangkan Alien, kau akan mengurus orang di lantai selanjutnya....
mengerti!?”
““Mengerti!””
Ren langsung memberikan perintahnya pada Bran saat dia
sudah berada di lantai tiga, lalu dia juga memberikan instruksi pada Alian
sebelum mereka sampai di lantai selanjutnya. Sepertinya Ren ingin cepat-cepat
menyelesaikan masalah ini.
Setelah meninggalkan semua anggota tim penyerang
lainnya, Ren terus berlari menuju lantai teratas, yaitu lantai kelima. Dia tidak
akan menyia-nyiakan pengorbanan teman-temannya, dia pasti akan membawa Putri
kembali, meskipun dia hanya dapat membawa jasadnya kembali. (Sepertinya Ren
masih tidak ingin mengorbankan nyawanya).
Saat berada di lantai teratas, Ren langsung dihadang
oleh pria tampan berbadan besar. Sepertinya dia adalah bos dari orang-orang
yang sedari tadi dilawan oleh tim penyerang milik Ren. Dia adalah The Last
Boss.
“Apakah kau adalah bos dari para Yakuza itu?”
“Kalau ya, memangnya kenapa? Apakah kau ingin
menghajarku habis-habisan?”
“Tidak... Aku tidak akan melakukan sesuatu seperti
itu!”
Perkataan Ren sangat mengejutkan pria tampan di
depannya. Kenapa dia mengatakan kalau dia tidak akan menghajar musuhnya? Pria
itu sangat tidak mengerti. Padahal wajahnya terlihat sangat mengerikan dan
cocok dengan kata kekerasan, tapi kenapa dia tidak menggunakan kekerasan untuk
mengatasi masalah ini?
“Aku tidak akan menggunakan kekerasan, karena Aku akan
menggunakan ini!”
Ren kemudian mengeluarkan sebuah foto dan menunjukannya
pada pria tampan di depannya. Pria itu langsung jatuh berlutut di hadapan Ren
dan mengeluarkan isi perutnya yang baru saja dia isi dengan makanan enak,
begitu dia melihat foto yang berada di tangan Ren. Foto itu sungguh mengerikan.
Ada seorang nenek yang memakai bikini dengan latar belakang pegunungan. Itu
pasti adalah pemandangan yang dilarang untuk dilihat.
“Sudah kuduga, kalau foto ini memang sangat efektif
untuk mengalahkan seseorang... ini adalah senjata penahluk nomor satu di dunia!
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!”
Setelah mengalahkan Bos Yakuza dengan sangat mudahnya
dan puas tertawa dengan suara yang sangat menakutkan dan sangat kencang, Ren
berjalan menuju pintu yang bertuliskan ‘Ruang Sandera’. Putri pasti sedang
berada di dalam sana dan menunggu Ren untuk menyelamatkannya.
Dia merasa sangat senang, karena dia ternyata tidak
perlu mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Putri. Ren merasa kasihan
dengan orang-orang yang dia korbankan agar dirinya bisa sampai di sini.
Seharusnya Ren tadi memberikan mereka salinan dari foto ini sebagai senjata
pamungkas mereka.
Tapi biarlah. Apa yang sudah terjadi, biarlah terjadi,
tidak ada gunanya menyesalinya. Dia hanya perlu terus melangkahkan kakinya
menuju masa depan yang cerah. Dengan senyuman mengerikan di wajahnya, Ren
membuka pintu menuju masa depannya.
Begitu pintu itu terbuka dan Ren melihat apa yang ada
di dalamnya, senyum Ren langsung menghilang. Saat melihat apa yang ada di dalam
ruangan, dia sudah tahu jika dirinya sudah terlambat. Dia sekarang benar-benar
menyesali keputusan yang dia buat. Ren akan selalu ingat dengan warna merah
yang dia lihat hari ini. Warna yang mewarnai pemandangan yang mengerikan di
depan matanya.
“Yo, Ren... Aku sudah menunggumu sejak lama sekali.”
Kata seseorang yang dipenuhi oleh warna merah di dalam
ruangan itu. Ren hanya bisa menatapnya dengan mata yang melebar tanpa bisa
membalas perkataannya sedikitpun. Dia seakan telah berubah menjadi batu yang
tidak bisa digerakan lagi.