Melindungi Tuan Putri bersama Orang-orang Aneh di Kelas yang Aneh dari Serangan Yakuza - Bab 12

Bagian akhir cerita bukanlah akhir dari bencana.


“Yo, Ren... Aku sudah menunggumu sejak lama sekali.”

Orang itu terus berjalan menuju Ren yang sedang membeku. Dia kemudian menempelkan tangannya yang berwarna merah pada pipi Ren. Saat itulah Ren tersadar dari lamunannya.

“TUNGGU DULU, GADIS SILUMAN! Kenapa kau bisa baik-baik saja dan kenapa kau bisa berlumuran warna merah seperti itu!? Dan lagi kenapa ada banyak lelaki yang tergeletak di tanah!? Sebetulnya apa yang telah terjadi!?”

“Tenanglah Ren... warna merah pada diriku hanyalah cat, kecuali warna rambut dan mataku... mereka memang asli berwarna merah!”

“Lalu kenapa kau bisa terbebas? Kenapa bisa berakhir seperti ini?!”

“Aku bisa terbebas, karena mereka tidak ahli dalam mengikat, ikatannya terlalu longgar... setelah Aku terbebas dari ikatan itu, Aku langsung menghajar mereka semua!”

“Lalu kenapa kau bisa berwarna merah seperti itu?”

“Aku hanya iseng... karena sepertinya kau membutuhkan banyak waktu untuk menyelamatkanku dan secara kebetulan Aku menemukan cat berwarna merah, jadi Aku membuat semacam lelucon... Aku melumuri semua lelaki yang pingsan dengan warna merah, supaya saat mereka terbangun, mereka akan terkejut saat diri mereka sudah dipenuhi warna merah... mereka pasti mengira kalau diri mereka terluka parah sampai mereka mengeluarkan banyak darah dan mulai ketakutan... melihat adegan itu pasti sangat menyenangkan!”

“Kau benar-benar wanita kejam... kau bukan Gadis Siluman, tapi Ratu Iblis!”

“Kalau Aku Ratu Iblis, maka kau adalah Raja Iblis... kita akan menjadi pasangan yang serasi... benar, bukan?”

“Bisakah kau merubah pemikiranmu itu... tapi sudahlah, Aku sudah tidak peduli lagi dengan hal itu... kurasa dengan ini operasi penyelamatan dirimu bisa dikatakan sukses...”

STASTUS OPERASI MENYELAMATKAN TUAN PUTRI YANG DICULIK OLEH YAKUZA :

SUKSES BESAR!

Ren dan Putri berjalan keluar dari gedung dan bertemu kembali dengan teman sekelas mereka. Mereka telah menghubungi polisi dan para anggota kelompok yang menyatakan kalau diri mereka adalah Yakuza telah ditangkap semua. Para polisi hampir saja ikut menangkap Ren, karena mengira dia adalah pemimpin mereka, tapi begitu Putri menjelaskan kalau Ren adalah ksatria yang menyelamatkannya, polisipun melepaskan dirinya.

Selain para polisi, ternyata Ayah Putri juga ikut datang ke gedung itu. Dia segera menghampiri Putri yang sedang memeluk lengan Ren dengan sangat erat.

“Ayah, lama tidak bertemu... apakah Ayah masih sibuk dengan urusan Ayah dan masih tidak peduli dengan keselamatan Putrimu?”

“Tidak, Putri kecilku... Aku sama sekali tidak pernah tidak mempedulikan dirimu... asal kau tahu saja, Aku selalu memanjang fotomu di setiap sudut kantorku...  bahkan Aku menyuruh para karyawanku untuk menggenakan baju yang memiliki gambarmu di depannya.

‘Apakah kau seorang maniak putrimu sendiri!?’

Ren hanya bisa menyimpan pemikiran itu di dalam hatinya. Putrinya saja sudah aneh, jadi wajar saja jika Ayahnya juga sama anehnya dengan putrinya, jadi Ren tidak perlu banyak berkomentar tentang hal itu.

Setelah reuni yang tidak mengharukan sedikitpun, Putri dan Ayahnya segera membawa Ren ke tempat yang sepi. Ren hanya bisa mengikuti mereka, karena mereka berdua menarik tangannya dengan sangat kencang. Memangnya apa yang akan mereka lakukan sampai harus membawa dirinya ke tempat yang sepi? Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang buruk pada tubuhnya, kan.

“Kau pasti Ren Setiawan, kan?”

“Ya... memangnya kenapa?”

Putri pernah mengatakan nama Ayahnya pada Ren. Edward Scarlet, itu adalah nama Ayahnya Putri. Menurut Ren nama itu terlalu keren untuk Ayahnya Putri, karena ternyata sifat Ayahnya tidak seperti yang dibayangkan oleh Ren.

“Kau memang sangat gagah, seperti yang diceritakan oleh Putri!”

Ren tidak tahu kapan Putri menceritakan dirinya pada Ayahnya, tapi Ren tahu kalau Ayahnya Putri sangat menganggumi tubuh Ren hanya dari pandangan matanya. Dia sepertinya menginginkan tubuhnya menjadi seperti tubuh Ren.

“Terima kasih atas pujiannya...”

Ren hanya bisa mengatakan itu sebagai balasan dari pujian Ayahnya Putri. Ren sepertinya tidak terlalu senang saat dipuji olehnya.

“Kenapa kau mengalih pandanganmu dariku... kau tidak perlu takut, Aku sama sekali tidak marah, karena kau telah mengambil putriku sebagai calon istrimu.”

‘Memangnya siapa yang mau menjadikan putrimu sebagai calon istri, Aku hanya tidak suka dengan tatapan matamu yang seakan menelanjangiku... apakah kau sebenarnya penyuka sesama jenis? Tidak, kalau dia penyuka sesama jenis, maka dia tidak akan memiliki seorang putri... dia pasti normal, ya, tidak salah lagi, dia pasti normal... jadi tenanglah Ren!’

Setelah menenangkan dan meyakinkan dirinya, Ren kembali menatap pria di depannya. Dia adalah pria dewasa yang memiliki warna rambut dan mata yang sangat mirip dengan putri. Sepertinya dia memang Ayah kandung Putri.

Ren sebetulnya sangat tidak suka dengan wajah milik pria dewasa di hadapannya, karena wajah pria itu sangatlah tampan untuk seorang yang sudah berumur 40 tahun ke atas.

“Lalu apa yang ingin kau katakan? Kenapa kau membawaku ke tempat sepi?”

“Tidak ada hal yang spesial... Aku hanya ingin mengagumi tubuhmu di tempat yang sepi.”

‘Dia sama sekali tidak normal... pasti ada yang salah dengan otaknya!’

Ren menjerit di dalam hatinya. Dia harus menjaga jarak sejauh mungkin dari Ayahnya Putri, sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Dia harus lari secepatnya.

“Ren, bukankah ini kesempatan emas untukmu!”

“Kesempatan emas? Apa maksudmu dengan kesempatan emas?”

“Ayolah, jangan pura-pura tidak tahu! Ini adalah kesempatan emasmu untuk melamarku... Aku jamin Ayahku pasti akan menerimamu sebagai menantunya dengan senang hati!”

“Tidak mau! Aku tidak mau melakukan hal mengerikan seperti itu!”

“Kau tidak usah malu-malu seperti itu!”

“Aku sama sekali tidak malu-malu... Aku benar-benar tidak ingin melakukan hal itu!”

“Ayolah, Ren... kau tidak perlu sampai membuatku memaksamu melakukannya, kan?”

Entah sejak kapan di kedua genggaman Putri sudah ada rantai besi yang sangat besar. Rantai itu pasti akan digunakan oleh Putri untuk mengikat Ren. Ren harus cepat-cepat lari dari sini, sebelum sesuatu yang mengerikan terjadi pada dirinya.

“Tidak mau... Aku masih mau hidup lebih lama lagi!”

Tepat setelah mengatakan itu, Ren berlari dengan sekuat tenaganya. Dia sama sekali tidak memperdulikan Ayah Putri yang nampak kecewa saat Ren berlari dengan kecepatan yang menyaingi kecepatan mobil yang kebetulan sedang melaju di jalan di dekat mereka berada.

“Ayolah, Ren... kau tetap akan hidup... kau akan selalu hidup di dalam hati dan kenanganku!”

“Bukankah itu artinya Aku akan mati!”

Dia tidak boleh tetangkap oleh gadis yang tengah berlari dengan kecepatan yang sama dengan Ren. Kalau sampai dia tertangkap olehnya, maka riwayat hidupnya akan berakhir saat ini juga.

“Oi, Ketua Iblis... sepertinya kita bisa mengatasi masalah ini... jadi bisakah kau memberikan kami imbalan atas kerja keras kami!”

Saat melihat Ren sedang berlari ke arahnya dan teman sekelasnya yang lain, Bran segera meminta imbalan atas kerja kerasnya dan teman sekelasnya yang lain, tapi sepertinya permintaannya tidak akan terkabul, karena Ren saat ini tengah menatapnya dengan tatapan membunuh yang sangat menakutkan. Itu artinya Ren akan membunuh siapapun yang berani mengganggu dirinya saat ini.

“Minggir kalian semua... kalau kalian tidak minggir, maka Aku akan membawa kalian semua ke neraka bersama denganku!”

Semua anggota kelas F langsung minggir secepat mugkin dari jalan yang akan dilalui oleh Ren. Mereka tahu kalau Ren sangat serius dengan ucapannya tadi dan mereka tahu kalau Ren memang dapat melakukan hal tersebut dengan mudahnya. Jadi mereka tidak punya pilihan lain, selain membiarkan Ren lewat dan membuat usaha mereka hanya menghasilkan keringat kosong.

Semua yang telah dilalui oleh Ren dan murid kelas F lainnya selama ini sepertinya bukanlah akhir dari bencana, melainkan awal dari dari bencana lainnya. Seperti apakah masa depan Ren dengan murid kelas F lainnya. Mungkin hanya tuhan yang tahu jawabannya.





Sebelumnya | ToC | Selanjutnya

Contact Form

Name

Email *

Message *