Bagian akhir cerita bukanlah akhir dari bencana.
“Yo, Ren... Aku sudah menunggumu sejak lama sekali.”
Orang itu terus berjalan menuju Ren yang sedang
membeku. Dia kemudian menempelkan tangannya yang berwarna merah pada pipi Ren.
Saat itulah Ren tersadar dari lamunannya.
“TUNGGU DULU, GADIS SILUMAN! Kenapa kau bisa baik-baik
saja dan kenapa kau bisa berlumuran warna merah seperti itu!? Dan lagi kenapa
ada banyak lelaki yang tergeletak di tanah!? Sebetulnya apa yang telah
terjadi!?”
“Tenanglah Ren... warna merah pada diriku hanyalah
cat, kecuali warna rambut dan mataku... mereka memang asli berwarna merah!”
“Lalu kenapa kau bisa terbebas? Kenapa bisa berakhir
seperti ini?!”
“Aku bisa terbebas, karena mereka tidak ahli dalam
mengikat, ikatannya terlalu longgar... setelah Aku terbebas dari ikatan itu,
Aku langsung menghajar mereka semua!”
“Lalu kenapa kau bisa berwarna merah seperti itu?”
“Aku hanya iseng... karena sepertinya kau membutuhkan
banyak waktu untuk menyelamatkanku dan secara kebetulan Aku menemukan cat
berwarna merah, jadi Aku membuat semacam lelucon... Aku melumuri semua lelaki
yang pingsan dengan warna merah, supaya saat mereka terbangun, mereka akan
terkejut saat diri mereka sudah dipenuhi warna merah... mereka pasti mengira
kalau diri mereka terluka parah sampai mereka mengeluarkan banyak darah dan
mulai ketakutan... melihat adegan itu pasti sangat menyenangkan!”
“Kau benar-benar wanita kejam... kau bukan Gadis
Siluman, tapi Ratu Iblis!”
“Kalau Aku Ratu Iblis, maka kau adalah Raja Iblis...
kita akan menjadi pasangan yang serasi... benar, bukan?”
“Bisakah kau merubah pemikiranmu itu... tapi sudahlah,
Aku sudah tidak peduli lagi dengan hal itu... kurasa dengan ini operasi
penyelamatan dirimu bisa dikatakan sukses...”
STASTUS
OPERASI MENYELAMATKAN TUAN PUTRI YANG DICULIK OLEH YAKUZA :
SUKSES
BESAR!
Ren dan Putri berjalan keluar dari gedung dan bertemu
kembali dengan teman sekelas mereka. Mereka telah menghubungi polisi dan para
anggota kelompok yang menyatakan kalau diri mereka adalah Yakuza telah
ditangkap semua. Para polisi hampir saja ikut menangkap Ren, karena mengira dia
adalah pemimpin mereka, tapi begitu Putri menjelaskan kalau Ren adalah ksatria
yang menyelamatkannya, polisipun melepaskan dirinya.
Selain para polisi, ternyata Ayah Putri juga ikut
datang ke gedung itu. Dia segera menghampiri Putri yang sedang memeluk lengan
Ren dengan sangat erat.
“Ayah, lama tidak bertemu... apakah Ayah masih sibuk
dengan urusan Ayah dan masih tidak peduli dengan keselamatan Putrimu?”
“Tidak, Putri kecilku... Aku sama sekali tidak pernah
tidak mempedulikan dirimu... asal kau tahu saja, Aku selalu memanjang fotomu di
setiap sudut kantorku... bahkan Aku
menyuruh para karyawanku untuk menggenakan baju yang memiliki gambarmu di
depannya.
‘Apakah kau seorang maniak putrimu sendiri!?’
Ren hanya bisa menyimpan pemikiran itu di dalam
hatinya. Putrinya saja sudah aneh, jadi wajar saja jika Ayahnya juga sama
anehnya dengan putrinya, jadi Ren tidak perlu banyak berkomentar tentang hal
itu.
Setelah reuni yang tidak mengharukan sedikitpun, Putri
dan Ayahnya segera membawa Ren ke tempat yang sepi. Ren hanya bisa mengikuti
mereka, karena mereka berdua menarik tangannya dengan sangat kencang. Memangnya
apa yang akan mereka lakukan sampai harus membawa dirinya ke tempat yang sepi?
Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang buruk pada tubuhnya, kan.
“Kau pasti Ren Setiawan, kan?”
“Ya... memangnya kenapa?”
Putri pernah mengatakan nama Ayahnya pada Ren. Edward
Scarlet, itu adalah nama Ayahnya Putri. Menurut Ren nama itu terlalu keren
untuk Ayahnya Putri, karena ternyata sifat Ayahnya tidak seperti yang
dibayangkan oleh Ren.
“Kau memang sangat gagah, seperti yang diceritakan
oleh Putri!”
Ren tidak tahu kapan Putri menceritakan dirinya pada
Ayahnya, tapi Ren tahu kalau Ayahnya Putri sangat menganggumi tubuh Ren hanya
dari pandangan matanya. Dia sepertinya menginginkan tubuhnya menjadi seperti
tubuh Ren.
“Terima kasih atas pujiannya...”
Ren hanya bisa mengatakan itu sebagai balasan dari
pujian Ayahnya Putri. Ren sepertinya tidak terlalu senang saat dipuji olehnya.
“Kenapa kau mengalih pandanganmu dariku... kau tidak
perlu takut, Aku sama sekali tidak marah, karena kau telah mengambil putriku
sebagai calon istrimu.”
‘Memangnya siapa yang mau menjadikan putrimu sebagai
calon istri, Aku hanya tidak suka dengan tatapan matamu yang seakan
menelanjangiku... apakah kau sebenarnya penyuka sesama jenis? Tidak, kalau dia
penyuka sesama jenis, maka dia tidak akan memiliki seorang putri... dia pasti
normal, ya, tidak salah lagi, dia pasti normal... jadi tenanglah Ren!’
Setelah menenangkan dan meyakinkan dirinya, Ren
kembali menatap pria di depannya. Dia adalah pria dewasa yang memiliki warna rambut
dan mata yang sangat mirip dengan putri. Sepertinya dia memang Ayah kandung
Putri.
Ren sebetulnya sangat tidak suka dengan wajah milik
pria dewasa di hadapannya, karena wajah pria itu sangatlah tampan untuk seorang
yang sudah berumur 40 tahun ke atas.
“Lalu apa yang ingin kau katakan? Kenapa kau membawaku
ke tempat sepi?”
“Tidak ada hal yang spesial... Aku hanya ingin
mengagumi tubuhmu di tempat yang sepi.”
‘Dia sama sekali tidak normal... pasti ada yang salah
dengan otaknya!’
Ren menjerit di dalam hatinya. Dia harus menjaga jarak
sejauh mungkin dari Ayahnya Putri, sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Dia harus lari secepatnya.
“Ren, bukankah ini kesempatan emas untukmu!”
“Kesempatan emas? Apa maksudmu dengan kesempatan
emas?”
“Ayolah, jangan pura-pura tidak tahu! Ini adalah
kesempatan emasmu untuk melamarku... Aku jamin Ayahku pasti akan menerimamu
sebagai menantunya dengan senang hati!”
“Tidak mau! Aku tidak mau melakukan hal mengerikan
seperti itu!”
“Kau tidak usah malu-malu seperti itu!”
“Aku sama sekali tidak malu-malu... Aku benar-benar
tidak ingin melakukan hal itu!”
“Ayolah, Ren... kau tidak perlu sampai membuatku
memaksamu melakukannya, kan?”
Entah sejak kapan di kedua genggaman Putri sudah ada
rantai besi yang sangat besar. Rantai itu pasti akan digunakan oleh Putri untuk
mengikat Ren. Ren harus cepat-cepat lari dari sini, sebelum sesuatu yang
mengerikan terjadi pada dirinya.
“Tidak mau... Aku masih mau hidup lebih lama lagi!”
Tepat setelah mengatakan itu, Ren berlari dengan
sekuat tenaganya. Dia sama sekali tidak memperdulikan Ayah Putri yang nampak
kecewa saat Ren berlari dengan kecepatan yang menyaingi kecepatan mobil yang
kebetulan sedang melaju di jalan di dekat mereka berada.
“Ayolah, Ren... kau tetap akan hidup... kau akan
selalu hidup di dalam hati dan kenanganku!”
“Bukankah itu artinya Aku akan mati!”
Dia tidak boleh tetangkap oleh gadis yang tengah
berlari dengan kecepatan yang sama dengan Ren. Kalau sampai dia tertangkap
olehnya, maka riwayat hidupnya akan berakhir saat ini juga.
“Oi, Ketua Iblis... sepertinya kita bisa mengatasi
masalah ini... jadi bisakah kau memberikan kami imbalan atas kerja keras kami!”
Saat melihat Ren sedang berlari ke arahnya dan teman
sekelasnya yang lain, Bran segera meminta imbalan atas kerja kerasnya dan teman
sekelasnya yang lain, tapi sepertinya permintaannya tidak akan terkabul, karena
Ren saat ini tengah menatapnya dengan tatapan membunuh yang sangat menakutkan.
Itu artinya Ren akan membunuh siapapun yang berani mengganggu dirinya saat ini.
“Minggir kalian semua... kalau kalian tidak minggir,
maka Aku akan membawa kalian semua ke neraka bersama denganku!”
Semua anggota kelas F langsung minggir secepat mugkin dari
jalan yang akan dilalui oleh Ren. Mereka tahu kalau Ren sangat serius dengan
ucapannya tadi dan mereka tahu kalau Ren memang dapat melakukan hal tersebut
dengan mudahnya. Jadi mereka tidak punya pilihan lain, selain membiarkan Ren
lewat dan membuat usaha mereka hanya menghasilkan keringat kosong.
Semua yang telah dilalui oleh Ren dan murid kelas F lainnya selama ini sepertinya bukanlah akhir dari bencana, melainkan awal dari dari bencana lainnya. Seperti apakah masa depan Ren dengan murid kelas F lainnya. Mungkin hanya tuhan yang tahu jawabannya.
Sebelumnya | ToC | Selanjutnya