Wednesday, April 27, 2022

Review Film Crayon Shin-chan ke-10 : Crayon Shin-chan: The Storm Called: The Battle of the Warring States

Post oleh : IF | Rilis : 4/27/2022 05:37:00 AM | Label :

Crayon Shin-chan: The Storm Called: The Battle of the Warring States

Crayon Shin-chan 10

Sinopsi Cerita :

Drama sejarah skala penuh berlatar hari-hari terakhir Era Sengoku (tahun 1574) di feodal Jepang. Ini adalah kisah keluarga Nohara, yang telah dipindahkan ke Era Sengoku oleh time warp, dan cinta tragis antara seorang putri Kasuga Ren (putri penguasa feodal Kasuga di Provinsi Musashi) dan seorang prajurit samurai Ijiri Matabei (pelayan Dewa Kasuga).

Sinopsi Inggris :

A full-scale historical drama set in the last days (the year 1574) of the Sengoku Era of feudal Japan. It is the story of the Nohara family, who has been transferred into the Sengoku Era by time warp, and a tragic love between a princess Ren Kasuga (a daughter of the feudal lord Kasuga at the Province of Musashi) and a samurai warrior Matabei Ijiri (a retainer of the Lord Kasuga).


Pendahuluan :

Sebelum membaca artikel ini, diperingatkan kalau artikel ini mengandung Spoiler, jadi jika tidak ingin terkena spoiler, maka silahkan tekan tombol kembali.

--- SPOILER ALERT ---


Dari semua film layar lebar Crayon Shin-chan yang ada, ini adalah film layar lebar yang paling admin favoritkan. Kenapa? karena film ini memiliki banyak hal yang tidak dimiliki oleh film Crayon Shin-chan lainnya. Seperti kisah cinta tragis, cara perang Era Sengoku yang realistis, pembangunan hubungan Shin-chan dengan tokoh-tokoh yang ada di dalam film dan lain sebagainya.

Ini dia Review untuk film satu ini :


+ Visual dan Desain Karakter.

Lake Shinchan10


Ini adalah keluaran Crayon Shin-chan tahun 2002, jadi kalau masalah visual, sayang sekali film ini tidaklah begitu bagus, bahkan jika dibandingkan dengan film-film animasi keluaran tahun yang sama. Tapi jangan berkecil hati, ada beberapa pemandangan background yang cukup bagus untuk ukuran film Shin-chan, seperti danau tempat rahasia Putri Ren dan juga tempat pertama kalinya Shin-chan di teleport ke masa lalu, lalu pemandangan pesawahan Era Sengoku juga lumayan bagus, langit biru dan matahari terbenam juga tidak kalah bagusnya.

Untuk karakter desain yang memang ala Crayon Shin-chan, film yang satu ini cukup bagus untuk menampilkan karakter-karakter yang lumayan realitis. Desain karakter Putri Ren juga lumayan bagus, meski dengan desain ala Crayon Shin-chan, tapi Ren bisa tampil cantik dan anggun. Desain karakter lainnya juga cukup menyerupai orang-orang yang hidup pada Era Sengoku, seperti pakaian ataupun baju perangnya.


+ Musik.

SoundMusicShinchan


Musik pada film ini di komposisikan oleh Fujisawa Hideki. Beberapa BGM yang diperdengarkan sepanjangan film ini benar-benar bagus dan cocok dengan suasana film yang sedang berlangsung. Musik pada film ini benar-benar bisa membuat penonton film ini terhanyut dalam suasana film.

Musik penutup yang berjudul Nichuu no Fantasy: Taiiku o Yasumu Onna no Ko Hen (二中のファンタジー~体育を休む女の子編~) yang dibawakan oleh Dance Man, benar-benar tengiang-ngiang di kepala setelah kita selesai menonton film tersebut dan membuat kita lebih terhanyut dalam film, meski kita telah selesai menonton film tersebut.

Arti lirik dalam lagu penutup ini juga benar-benar dalam, jika kita telah menonto keseluruhan film dan mendalami arti sesungguhnya dari lirik lagu tersebut. Meski pada awalnya mungkin liriknya terdengar agak aneh dan tidak nyambung dengan isi film, tapi setelah mendalami lagu ini dan mengetahui arti liriknya, kalian pasti tidak akan bisa melepaskan lagu penutup ini dan film ini.


+ Karakter.

Kasukabe Defence Force In ThePast


Karakter-karakter baru yang diperkenalkan dalam film ini mungkin akan membuat kalian benar-benar memoriable dengan mereka. Banyak interaksi menarik di antara mereka yang bisa membuat kita tersenyum tanpa disadari. Interaksi mereka dengan Shin-chan tentu akan dengan mudah membuat penonton tertawa.

Banyak karakter di dalam film ini yang memang sifatnya tidak jauh berbeda dengan orang pada umumnya, cukup berbeda dengan beberapa film Shin-chan, baik sebelum atau sesudah film ini diliris yang biasanya memiliki sifat unik atau aneh. Mereka digambarkan dengan sangat realistis yang membuat mereka bisa dekat dengan kita. Ini jugalah yang membuat film ini menjadi film Crayon Shin-chan paling realistis, jika kita mengabaikan sifat ajaib Shin-chan dan elemen time travel.

Menariknya, kita juga bisa melihat leluhur temannya Shin-chan yang memiliki watak yang berbeda dari keturunan mereka.

Untuk membahas setiap karakternya dengan lebih jauh, nanti akan dibuatkan artikel yang berbeda.


+ Plot Cerita.

Shin-chan and Matabei's Oath


Akhirnya kita sampai pada segmen Plot Cerita. Film yang disutradarai oleh Keiichi Hara sukses membuat air mata banjir keluar dari mata admin. Shin-chan yang secara misterius melakukan perjalanan waktu dan tiba di Era Sengoku, lalu ia bertemu dengan seorang samurai yang baik hati dan berlajar arti menjadi seorang samurai sejati. Meski Shin-chan tidak benar-benar menjadi Samurai, tapi dia belajar bagaimana seorang Samurai harus bertindak, kehormatan menjadi Samurai dan sumpah seorang Samurai.

Film ini memiliki salah satu adegan yang paling memoriable di seluruh film Crayon Shin-chan yang ada. Adegan Shin-chan dan Matebei melakukan sumpah seorang Samurai adalah adegan yang bisa terbilang sangat epic dan bagus.

Adegan perang dalam film ini juga terlibang sangat realitis. Kita diperlihatkan bagaimana perang saat Era Sengoku berlangsung. Memang film ini tidak menampilkan adegan perang strategi, tapi keseriusan para staf saat membuat adegan perang sangat terlihat di film ini.

Selama film ini berlangsung, satu-satunya adegan yang tidak realistis dan aneh adalah tingkah laku Shin-chan yang tidak berbeda dengan yang di serial tv dan juga elemen time travel. Selain itu, semua hal di film ini dibuat dengan sangat nyata, Baik dari suasana, sifat para karakter, maupun pemandangan yang ada.

Bahkan Shin-chan dan keluarga Nohara tidak pernah mendapatkan kekuatan super apapun dalam film ini, sangat berbeda jauh dengan beberapa film sebelumnya ataupun setelah film ini dibuat. Di beberapa film lainnya, Shin-chan dan keluarga Nohara tiba-tiba dapat mengalahkan banyak musuh atau musuh yang sangat kuat, padahal mereka hanya keluarga biasa, tapi di film ini, mereka digambar benar-benar hanya keluarga normal tanpa kemampuan ataupun alat khusus yang membantu mereka. Hal inilah yang membuat film ini sangat terasa berbeda dengan film Crayon Shin-chan yang lainnya. Karena semua aspek film ini terasa nyata.


+ Pesan Moral.

Noharas look at Sky


Sebagai sebuah film anak-anak, film ini tidak lepas dari pesan moral, bahkan bisa dikatakan film ini penuh dengan pesan moral. Dalam film ini, kita belajar banyak hal. Mulai dari betapa buruknya hidup dimana perang berlangsung dan betapa pentingnya arti keluarga. Hiroshi (Ayah Shin-chan) bahkan memilih untuk pergi ke Era Sengoku untuk menyusul Shin-chan dari pada hidup tanpa dirinya. Meskipun Shin-chan sering membuat masalah dan bertingkah nakal, tapi itu bukan alasan bagi orang tua untuk tidak menyayangi dirinya.

Selain itu film ini juga mengajarkan betapa pentingnya kesetiaan dan ikatan antara manusia. Alasan kenapa Matabei dapat memenangkan perang di akhir film ini adalah karena ikatan yang telah dibangunkan dengan Shin-chan dan keluarganya. Keluarga Nohara berani mempertaruhkan nyawa (dan Mobil) mereka saat mereka melihat pasukan Matabei yang dikepung oleh pasukan musuh, karena Shin-chan merasakan ikatan yang kuat dengan Matabei dan meminta Ayahnya untuk membantu Matabei dan pasukannya. Bisa dikatakan Shin-chan dan Matabei telah membentuk hubungan seperti Ayah dan anak dalam film ini.

Keberanian juga menjadi pesan moral yang sangat ditekankan dalam film ini. Meskipun merasa ketakutan, Hiroshi dan keluarganya memutuskan untuk ikut membantu membantu Matabei dalam memenangkan perang dengan mengendarai mobil mereka ke medan perang. Bahkan Shin-chan pun tidak ketinggalan menunjukan keberaniannya, saat jendral musuh ingin melarikan diri, dia dengan beraninya menghalangi jalan jendral tersebut dan mengatakan untuk tidak akan membiarkannya melarikan diri, karena jendral tersebutlah yang bertanggung jawab atas perang yang berlangsung. Meski hanya berusia 5 tahun, tapi Shin-chan bisa menampakan keberanian yang lebih dari pada jendral musuh.

Pesan moral utama dalam film ini mungkin adalah untuk menghargai nyawa manusia. Matabei kehilangan seluruh keluarganya akibat perang dan penyakit yang membuatnya harus tinggal sendiri bersama dua pembantunya. Putri Ren juga kehilangan semua kakaknya akibat ikut berperang dan akhirnya membuatnya tidak menyukai samurai. Kisah mereka berdua mengajarkan bahwa perang dan kejayaan tidaklah lebih penting dari pada nyawa manusia. Bahkan di akhir film, Shin-chan mengajarkan bahwa tidaklah baik mengambil nyawa lawan yang sudah tidak berdaya, meskipun dia adalah orang jahat. Menghargai suatu kehidupan adalah sesuatu yang indah.

Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa membaca artikel ini.


Akhir kata :

Film ini lebih dari sekedar film anak-anak. Meski kita masih disajikan tingkah konyol dan lucu Shin-chan, tapi film ini benar-benar menunjukan sisi dewasanya. Film ini bahkan lebih cocok disajikan untuk orang-orang yang suka berperang dan mengambil hak orang lain, dari pada anak-anak.

Film ini dapat membuat para penonton menitikan air mata dan memikirkan kembali tentang diri mereka. Apakah mereka sudah menjadi keluarga yang baik dan betapa pentingnya sosok yang berada di dekat kita. Kita bisa saja kehilangan mereka dalam sekejap, bahkan tepat di depan mata kita. Jadi kita harus menghargai orang-orang terdekat kita, sebelum kita kehilangan mereka.


Sedikit Trivia, Film ini juga telah diadaptasi menjadi film liva-action, berjudul Ballad: Na mo naki koi no uta.


Sekian dari Saya.

Semoga kalian juga mendapatkan pesan moral yang diajarkan oleh film ini.


Related Posts

Contact Form

Name

Email *

Message *